Asal-Asalan
Angin berhembus kencang dan terdengar suara
gelombang-gelombang air kecil disertai kicau-kicau burung. itulah yang aku
rasakan setiap pergi memancing ke Lamerung pada hari libur bersama temanku.
Sesampainya kami dilokasi yang cukup nyaman untuk kami,setelah itu kami mempersiapkan alat-alat pancingnya.
“Andi wi’,kamu menyiapkan umpan,dan alat-alat pancingnya bagianku.”Ucapku untuk membagi tugas kami.
“Baiklah.”Balas Andi Erwin.
Setelah semuanya beres,kami bergegas untuk mulai mencari ikan.
“Wi’,ayo lomba siapa yang mendapat ikan banyak maka dia yang menang dan membawa ikan milik yang kalah .”Ajakku.
“Baiklah,siapa takut.”Balasnya.
Dan cukup lama kami memancing, kedudukannya pun juga baru 1-1, karena kami belum profesional. Lalu saetelah Wiwi bosan karena dia belum mendapat ikan lagi maka dia mengeluarkan jurusnya,yaitu Jurus asal-asalan.
“Wiwi ,apa yang kamu lakukan ?”Tanyaku.
“Ah,berisik! Diam dan lihatlah sang master beraksi!” Balasnya.
Lalu dia membuat sebuah gumpalan umpan ikan yang cukup besar,setelah selesai membuatnya segeralah dia melelparkannya dengan sekuat tenaga hingga mampu hampir mencapai tengah waduk.
Sudah cukup lama dia menanti dan aku sudah mendapat satu lagi ikan. Setelah lama menunggu akhirnya ujung pancingnya bergerak, dan segera mungkun dia menariknya.
“Ah,berat sekali sepertinya ikan besar.”Ujarnya.
Lalu dia membiarkan dulu ikan itu berenang kesana-kesini karena menunggu ikan itu menyerah dan takut jika senarnya putus. Tapi bukannya lelah, ikan itau malah berenang menuju celah-celah batuan akhirnya,”clik.. clik.. cik..” Suara senar pancing yang putus , karena tersangkut dibebatuan yang ditarik ikan itu. Lalu ikan itu pun akhirnya terlepas.
Wiwi pun kecewa dan aku tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lakunya itu namun aku juga kasihan sih padanya setelah Puas tertawaWiwi pun mengajakku pulang..
Sesampainya kami dilokasi yang cukup nyaman untuk kami,setelah itu kami mempersiapkan alat-alat pancingnya.
“Andi wi’,kamu menyiapkan umpan,dan alat-alat pancingnya bagianku.”Ucapku untuk membagi tugas kami.
“Baiklah.”Balas Andi Erwin.
Setelah semuanya beres,kami bergegas untuk mulai mencari ikan.
“Wi’,ayo lomba siapa yang mendapat ikan banyak maka dia yang menang dan membawa ikan milik yang kalah .”Ajakku.
“Baiklah,siapa takut.”Balasnya.
Dan cukup lama kami memancing, kedudukannya pun juga baru 1-1, karena kami belum profesional. Lalu saetelah Wiwi bosan karena dia belum mendapat ikan lagi maka dia mengeluarkan jurusnya,yaitu Jurus asal-asalan.
“Wiwi ,apa yang kamu lakukan ?”Tanyaku.
“Ah,berisik! Diam dan lihatlah sang master beraksi!” Balasnya.
Lalu dia membuat sebuah gumpalan umpan ikan yang cukup besar,setelah selesai membuatnya segeralah dia melelparkannya dengan sekuat tenaga hingga mampu hampir mencapai tengah waduk.
Sudah cukup lama dia menanti dan aku sudah mendapat satu lagi ikan. Setelah lama menunggu akhirnya ujung pancingnya bergerak, dan segera mungkun dia menariknya.
“Ah,berat sekali sepertinya ikan besar.”Ujarnya.
Lalu dia membiarkan dulu ikan itu berenang kesana-kesini karena menunggu ikan itu menyerah dan takut jika senarnya putus. Tapi bukannya lelah, ikan itau malah berenang menuju celah-celah batuan akhirnya,”clik.. clik.. cik..” Suara senar pancing yang putus , karena tersangkut dibebatuan yang ditarik ikan itu. Lalu ikan itu pun akhirnya terlepas.
Wiwi pun kecewa dan aku tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lakunya itu namun aku juga kasihan sih padanya setelah Puas tertawaWiwi pun mengajakku pulang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar